Senin, 28 November 2011

Mahameru

Berada dalam suasana alam nan asri di pegunungan selalu membuat jiwa tenang, tanpa asap kendaraan yang menggangu, hanya ada pepohonan tanpa ada gedung-gedung beton, mendengarkan gemerisik dedaunan kala diterpa sang bayu dan juga riuh nyanyi riang burung burung liar, canda tupai di ranting tinggi, melompat dari satu pohon ke pohon lainnya seakan tidak takut terjatuh.

Hanya ada tanah berbatu dan berlumpur untuk kaki ini berpijak, tidak ada aspal untuk memudahkan perjalanan. Halimun yang menyelimuti pucuk pucuk pohon menjadikan suasana mistis.

Suasana pagi ini sangat dingin, namun kami sangat terpesona oleh pemandangan alam sekitar, tampak sepasang burung belibis sedang bermain air di telaga yang biasa dipanggil dengan Ranu Kumbolo itu, ini adalah hari kedua dalam perjalanan kami dalam pendakian Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3600 meter dpl.

Perjalanan ini kami mulai sejak tiga hari yang lalu dari stasiun senen Ibukota DKI Jakarta kami menggunakan jasa dari PT KAI dengan kelas ekonominya yaitu KA Matarmaja, yang berangkat dari malam hari dan baru tiba di kota malam keesokan siangnya, sepanjang perjalanan fisik kami sudah diuji dengan susahnya istirahat, mengingat KA kelas ekonomi tersebut penuh sesak dengan penumpang dan juga banyaknya pengamen serta penjaja makanan dan minuman yang hilir mudik sepanjang perjalanan dari antar kota antar propinsi itu.

Siang menjelang sore kami baru tiba di stasiun Kota Malang Baru dan kami pun langsung mencari angkot untuk menyambung perjalanan menuju Desa Tumpang, sebuah desa sebelum kaki Gunung Semeru, dari Desa tersebut kami langsung memesan kendaraan menuju desa Ranu Pani, sebuah Desa yang terletak tepat di kaki Gunung Semeru, perjalanan dari Tumpang menuju Ranu Pani kami lakukan sore hari menjelang malam, tumpangan kami adalah mobil jeep 4x4